Angkatan Darat AS Pasang Sistem TLS Untuk Tingkatkan Situational Awareness Di Medan Perang

Prototipe Terrestrial Layer System (TLS) untuk perang elektronik gabungan, dunia maya, dan teknologi signal intelligence akan dipasang ke kendaraan lapis baja Angkatan Darat AS pada tahun ini. Menurut Mark Kitz, pemimpin Kantor Eksekutif Program Angkatan Darat untuk Intelijen, Peperangan Elektronik dan Sensor (PEO IEW&S), layanan tersebut akan membuat prototipe pada platform Armored Multi-Purpose Vehicle (AMPV) untuk brigade lapis baja dan menargetkan demonstrasi operasional pada tahun 2024.

Sistem TLS dirancang untuk memberikan kesadaran situasional (situational awareness) yang lebih besar kepada pasukan di medan perang, serta sarana yang lebih baik untuk mengganggu atau membongkar jaringan musuh. Dalam Konferensi C4ISRNET ke-22, Kitz menyatakan bahwa layanan tersebut "memiliki beberapa momentum yang sangat positif" mengenai TLS, termasuk "pembuatan prototipe untuk brigade lapis baja kami pada platform AMPV."

Angkatan Darat berusaha untuk memperkuat persenjataan perang elektroniknya untuk pertempuran skala besar dengan negara-negara seperti China atau Rusia setelah bertahun-tahun berfokus pada kontraterorisme dan Timur Tengah. Peperangan modern sering berputar di sekitar kendali spektrum elektromagnetik, yang diandalkan untuk panduan senjata, komunikasi dengan pasukan sahabat, dan identifikasi musuh di lapangan.

PEO IEW&S telah meminta Lockheed Martin untuk memasangkan teknologi TLS ke kendaraan tempur Stryker, yang dibuat oleh General Dynamics, dan meluncurkan "desain sistem" untuk dipasang ke AMPV, yang dibuat oleh BAE Systems. Kesepakatan tersebut senilai $73 juta dan merupakan tindak lanjut dari penghargaan TLS sebelumnya pada bulan Juli, senilai sekitar $59 juta, dan pengiriman AMPV ke Tim Tempur Brigade 1, Divisi Infanteri ke-3, di Fort Stewart di Georgia.

Kitz mengatakan bahwa investasi Angkatan Darat sekarang sangat berbeda karena mereka memasuki pertarungan operasi multi-ranah, dan untuk memberikan efek, diperlukan lebih banyak pembedahan. Oleh karena itu, Angkatan Darat berharap TLS dapat memberikan keunggulan yang dibutuhkan dalam pertempuran masa depan.